web widgets

Rabu, 21 Mei 2014

Jalur dan Pos pendakian Gunung Salak

Jalur dan Pos pendakian Gunung Salak

Jalur dan Pos pendakian Gunung Salak. Bagi Anda penggemar geologi atau seorang pendaki gunung atau pencita alam, Gunung Salak mungkin bisa menjadi daya tarik utama kunjungan Anda di Kabupaten Bogor. Terbentuk di atas endapan batuan hasil kegiatan pra-Gunung Salak, gunung ini berbentuk perbukitan tua yang menyebar dan terpisah, seperti Gunung Peuteuy, Gunung Menir, Gunung Menyan dan Gunung Cileueur.

Bukit-bukit tersebut terletak di sebelah utara dan barat laut, dan terdiri dari lava andesit, breksi tuf, dan lava kaca. Di sebelah barat komposisinya terdiri dari lava basaltik berwarna hitam gelap; sedangkan singkapan yang baik terdapat pada aliran Cikuluwung dan Cisalada di bagian hulu; pada dasar dan tepi sungai singkapan berupa lava berstruktur kekar lempeng; dan di bagian hulu singkapannya, berupa breksi lava.




Beberapa ahli mengatakan bahwa Gunung Salak termasuk gunung api tipe B karena gunung tersebut berada dalam tingkat solfatara. Gunung Salak pernah meletus setelah tahun 1600 dan letusan terakhir terjadi pada tahun 1983, sekalipun hanya berupa letusan preatik di kawah Cikaluwuung Putri.

Selain bentukan geologisnya yang menarik, Gunung Salak juga menawarkan bentangan alam yang asri, lengkap dengan cerita dan mitos metafisikanya yang sangat kental, menjadikan gunung ini masih tetap alami serta terselubung oleh kabut misteri yang kuat dan belum terpecahkan sampai saat sekarang.

Sama seperti gunung-gunung tropis Indonesia pada umumnya, di Gunung Salak juga biasanya berkabut di kala pagi, berawan saat siang, dan sore bisa hujan. Terus begitu sepanjang tahun. Hingga tak heran Gunung ini di kelilingi oleh hutan tropis yang lebat.

Gunung Salak yang dianggap Kramat

Jalur dan Pos pendakian Gunung Salak
Bagi masyarakat Sunda yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Gunung Salak memiliki makna tersendiri. Gunung ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat bersemayam dan turunnya para batara atau dewa dari kahyangan.

Pendapat mereka didasarkan atas tafsiran mengenai asal kata "Salak" yang menjadi nama gunung ini. Menurut masyarakat setempat, nama "Salak" berasal dari "Siloka" dan "Salaka" yang berarti "simbol atau tanda dan juga asal-usul".

Untuk itu, masyarakat Sunda klasik sering menyebut gunung ini sebagai kabuyutan. Peran gunung sebagai kabuyut dapat dilihat dari cerita-cerita rakyat dan tuturan para pini sepuh. Namun karena mitos dan keangkerannya in, gunung ini menjadi sulit untuk didaki.

Banyak pendaki mengaku mendengar gamelan atau melihat penampakan saat mendaki Gunung Salak. Karena itu, disarankan untuk tidak mengucapkan kata-kata kotor atau kasar selama perjalanan untuk menghindari gangguan mahluk halus yang menjadi penunggu, menurut kepercayaan penduduk setempat.



Wilayah Gunung Salak

Secara administratif gunung salak termasuk kedalam Kawasan TAman Nasional  Gunung Halimun Salak, kawasan konservasi dengan luas 113.357.  Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi, dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili dan lain-lain.

Gunung Salak sangat dikenal sebagai destinasi wisata pendakian oleh para wisatawan pencinta alam, dikarenakan karakteristiknya yang unik dan alam tropis  yang masih terjaga dengan baik. Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan mata air.

Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.

JALUR PENDAKIAN GUNUNG SALAK

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur, yakni
jalur Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi,
Wana Wisata Curug Pilung, Cimelati, Pasir Rengit, dan Ciawi.

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian.

Puncak yang paling sering didaki adalah puncak II dan I.

Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.

Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus.

Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.

Belum lagi jalur-jalur tidak resmi yang dibuka para pendaki ataupun masyarakat sekitar. BAnyak jalur yang tak resmi inilah yang membuat beberapa pendaki tersesat dan tidak diketahui rimbanya

Koordinat : 6 25' 26" S, 106 33' 21" E



MENUJU LOKASI GUNUNG SALAK

Arah: 35 km dari Kota Bogor, dapat ditempuh dalam 1 jam dengan kendaraan melalui jalan melalui dua jalur, yaitu Desa Cibatok, Kecamatan Cibungbulang, dan Desa Cikampak, Kecamatan Ciampea.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar